Berikut 5 Rekomendasi sketsa ogoh-ogoh yang mungkin dapat inspirasi dari beberapa sketsa di bawah ini, untuk download gambar, klik kanan pada mouse trus klik save image, begitu juga di android, tekan gambar hingga muncul pilihan trus klik download gamabar/image..
1. Gajah Mina
2. Bhima Swarga
3. Dewi Gangga
4. Sang Dananjaya (nama lain arjuna)
5. Ganda Berunda
Sekian dari beberapa sketsa ogoh-ogoh, semoga dapat menginspirasi untuk karya ogoh-ogoh selanjutnya. Terima kasih
#ogoh-ogoh
#sketogoh-ogoh
#baliart
#gajahmina
#bima
#dewi
#dananjaya
#gandaberunda
Friday, May 31, 2019
Monday, May 27, 2019
Sinopsis Paksi Ireng, ogoh-ogoh banjar Gemeh 2018
Banjar Gemeh, siapa yang tidak tahu banjar yang terletak di jantung kota DENPASAR, banjar dengan karya ogoh-ogoh nya yang selalu fenomenal dibuat oleh tangan-tangan sekaa terunanya dan juga tangan sang maestro seni ogoh-ogoh marmar (marmar herayukti). Di tahun 2018 banjar Gemeh mempersembahkan ogoh-ogoh dengan judul Paksi Ireng, ogoh-ogoh Paksi Ireng memiliki kisah atau sinopsis sebagai berikut ini:
Ketika uang dan kekuasaan menjadi tujuan utama maka manusia ada pada titik terendah. Ungkapan yg memaha dasyatkan uang pun bermunculan seperti kalimat "waktu adalah uang" yg membuat seolah uang setara dengan waktu, membuat orang merelakan dirinya hidup hanya demi uang yg menguasainya atau bahkan percaya jika memiliki uang dia merasa setara sang kala (waktu). Pada kenyataannya sang Kala berkuasa atas segalanya bahkan kelahiran hingga kematian, sekalipun ada dalam kuasa waktu Keserakahan tetap muncul akibat ketidaksadaran dan sikap "memahakuasakan" uang, alam sekalipun akan diperdaya, Padahal hakikat manusia hanya menumpang pada semesta , alam (bhuta) memiliki siklusnya sendiri dan manusia yg tidak paham menyebut siklus alam ini sebuah "bencana alam" dan menyalahkan alam pada semua kerugian manusia yg sejatinya tanpa alam semesta kehidupan manusia tak pernah ada. Manusia yg cenderung menyalahkan diluar dirinya pada setiap kegagalan mewujudkan keinginannya saat bertemu dengan cuaca, keadaan , hingga mahluk lainya pada waktu dan tempat yg tidak tepat. Keadaan ini adalah bentuk kegagalan dalam memahami sikap penyucian pada tiga hal yaitu AHANGKARA (ego), CITA (intelektualitas),MANAH (pikiran) "Buka kedis gowake setata ngadanin ibane pedidi" sombong, serakah dan tak punya malu adalah sebuah gambaran yg pantas untuk fenomena ini. INI SIKLUSKU, INI KEMARAHANKU, kau yang harus tentukan sikapmu padaku karena aku "Bhuta Kala"penguasa ruang dan waktu , kau akan belajar dari kisahku "PAKSI IRENG" .
Sekelompok pemuda berangkat dari desanya menyusuri hutan mencari lahan baru untuk mengembangkan pertaniannya, namun hingga berpuluhan mil jauhnya dengan melalui puluhan bukit, lembah dan hutan mereka tak juga menemukan lahan yang cocok ditanami, hal ini membuat mereka geram, marah dan menyalahkan dan memaki tanah tersebut namun ada satu dari mereka mengingatkan “ kita tidak berhak berkata begitu, tanah ini mempunyai siklus dan karakter tersendiri” namun perkataan itu tak mampu menyadarkan mereka, mereka justru terus memaki dan mengutuk tanah itu hingga saat matahari itu tenggelam dan langit gelap, terdengar suara teriakan yang sangat kencang dan berkata “ apa yang kalian cari” para pemuda itu menjawab serta menentang suara itu ‘ siapa kau tunjukkan wujudmu mahkluk terkutuk’. Seketika angina pun bertiup kencang merobohkan pepohonan kering muncullah dari kegelapan seklebat sayap besar berwarna hitam dan dua matanya menyalah, seketika para pemuda itu kaget namun atas ego dan kemarahannya itu mereka justru mengutuk dan menantang mahkluk menyerupai burung besar warna hitam dengan wajah mengerikan. Makhluk itu berkata “ aku penguasa alam dan waktu atas dasar apa kau berkata mengutuk?. Aku penguasa segalanya kau bahkan tak bisa hidup jika aku tak mengizinkanmu tinggal di alamku” setelah mendengar perkataan tersebut salah satu pemuda bersujud dan memohon ampun karena menyadari kesalahannya. Namun yang lainnya tetap dengan amarah mereka. Sikap bodoh yang merasa diri yang paling benar mereka membuat sang paksi murka lalu mengutuk mereka “ aku akan membuat kalian menjadi makhluk yang terbang kemana-mana namun kedatangan kalian akan dibenci oleh semua orang karena selalu membawa kabar kematian dan sifat kalian yang sombong akan keluar terus menerus dari mulut kalian, seketika langit seakan bergetar petir menyambar dan mereka berubah menjadi segerombolan gagak (gowak) hanya satu yang selamat dari kutukan itu karena dia mengambil sikap mudra dan keteguhan hatinya mencerminkan kesujatiannya.
Sumber: Br. Gemeh, St, Gemeh Indah
Saturday, January 26, 2019
Rekomendasi sketsa ogoh-ogoh ala putra sani
Berikut rekomendasi seketsa gambar ogoh-ogoh yang mungkin memberikan kamu inspirasi dalam pembuatannya:
1. Bhisma pralaya (gugurnya kakek bhisma)
1. Bhisma pralaya (gugurnya kakek bhisma)
2. Taru Menyan (kisah sejarah desa trunyan)
3. Sura bhuta
4. Kala sungsang
5. Bakasura
Itulah beberapa sketsa gambar ogoh-ogoh, itu cerita lengkap nya silahkan googling, gambar bisa kalian ambil tanpa hak cipta
Sekian terimakasih
Thursday, January 24, 2019
Tumbal Tunggul judul ogoh-ogoh dari br. Kepisah, Denpasar yang diangkat dari Rerajahan Hindu Bali
Rerajahan merupakan budaya hindu, sebagai suatu produk lokal genius. Hal ini dapat dilihat pada upacara Panca Yadnya, sarana pengobatan, ilmu panengen dan ilmu pangiwa. Antara rerajahan, mantra dan tantra memiliki keterpaduan yang erat dan saling mendukung di dalam membangkitkan kekuatan magis sebagai sarana keselamatan.
Diceritakan di Desa Lara Sigaran merupakan desa tua yang sebagian besar penduduknya sebagai petani. Dari hasil pertanian inilah masyarakat desa tua itu makmur dan sejahtera. Suatu ketika muncul masalah yang sangat mengganggu masyarakat, seperti panen padi yang gagal dan banyak masyarakat yang meningggal secara tidak wajar serta kehidupan masyarakat menjadi kacau. Hal inilah yang membuat tetua desa (penglingsir) berdoa kepada ida sang hyang widhi wasa (tuhan yang maha esa), memohon keselamatan dan kebahagiaan. Beberapa hari kemudian munculah petunjuk-petunjuk yang diterima oleh tetua desa. Dari petunjuk tersebut, tetua desa bersama masyarakat membuat rerajahan yang bertuliskan aksara suci yang mengandung mantra dan tantra dengan sebutan Tumbal Tunggul sesuai dengan petunjuk yang diterima.
Tumbal Tunggul merupakan perpaduan aksara suci dengan wujud modre yang berbentuk abstrak. Tumbal Tunggul diyakini oleh umat Hindu sebagai penolak Bala yang dipasang di pekarangan rumah sebagai ulap-ulap, digambarkan dalam bentuk rerajahan dengan simbul raksasa. Semenjak itu, Desa Lara Sigaran mulai menata kehidupannya dan berangsur-angsur membaik. Tumbal Tunggul inilah yang menjadi tradisi umat Hindu dan diyakini serta diwarisi secara turun temurun sebagai penolak bala dari hal-hal magis yang bersifat negatif.
sumber: banjar Kepisah, Sumerta, Denpasar
Ogoh-ogoh 2018| Sinopsis Ogoh-ogoh Br Bukit Buwung dengan judul "Tenung Gana"
Berikut
adalah penggalan kisah yang diangkat menjadi ogoh-ogoh karya ST. Yowana Satya
Dharma dari banjar Bukit Buwung, Kesiman, Denpasar dengan judul “Tenung Gana”
Ketika dewi
uma berada di Gunung Maha Meru dengan Dewa Siwa berpura-pura sakit untuk
mengetahui seberapa kesetiaan dewi uma. Dewa Siwa mengutus Dewi Uma untuk
mencari susu Lembu, dalam pencariannya Dewi Uma menemukan orang yang
mengembalakan lembu yang tidak lain adalah Dewa Siwa yang sedang menyamar. Dewi
Uma mendekati pengembala lembu dan memohon belas kasihan agar pengembala
bersedia memberikan secangkir susu, namun si Pengembala menolak untuk
memberikan kecuali dengan satu syarat, yaitu Dewi Uma bersedia bersenggama
dengan si pengembala.Dewi uma menolaknya, namun karena teringat dengan ikrar
janji akan melakukan apapun untuk Dewa Siwa, Dewi Uma pun menyetujuinya tetapi
hanya bersedia di jamah di bagian kaki.
Ketika
sudah mendapatkan air susu lembu dan kembali ke kahyangan untuk menyerahkan
kepada Dewa Siwa, Dewi Uma melakukan kebohongan. Ia tidak menyebutkan dari mana
asal muasal lembu itu diperolehnya. Dewa Siwa mengetahui asal muasal Dewi Uma
mendapatkan air susu lembu itu, kemudian mengutus putranya Bhatara Gana untuk
meramal asal muasal susu lembu tsb, menggunakan pustaka tenung Aji Wariga.
Dengan pustaka itu Bhatara Gana membeberkan kebohongan yang dilakukan ibunya.
Medengar penjelasan dari Bhatara Gana seketika ilmu tenung Aji Wariga
dilenyapkan menjadi abu oleh api kemarahan Dewi Uma, akan tetapi dengan sigap
Bhatara Gana menyalin kembali pustaka yang dibakar tersebut sebagaimana
aslinya.
Melihat
ulah Dewi Uma yang telah berani membakar tenung aji Wariga dan berusaha
berbohong dalam memperoleh air susu lembu, menimbulkan kemarahan bagi Dewa
Siwa. Saat itulah Dewa Siwa mengutuk Dewi Uma turun ke dunia menjelma menjadi
Dewi Dhurga. Dewa Siwa menyampaikan ajaran Pustaka Indraloka kalau Dewi Uma
mempunyai prilaku buruk maka sebaiknya turun ke dunia menjadi penghuni kuburan
dan disembah oleh semua manusia dan berstana di Pura Dalem. Dewi Dhurga bersama
pengikutnya 108 Bhuta-Bhuti ditugaskan untuk menyebarkan wabah penyakit kepada
manusia dan kepada binatang peliharaannya pada bulan Kasa sampai Sada dengan
berbagai jenis penyakit, menciptakan kekeringan, dan bencana di dunia. Akan
tetapi yang menjadi sasaran utama adalah manusia yang lupa untuk berbakti
kepada tuhan dan alam.
Penyakit
dan segala kebencanaan yang diciptakan oleh Dewi Dhurga dan pengikutnya bertujuan
untuk menyadarkan manusia untuk selalu ingat dan berbakti kepada tuhan, sebagai
cara untuk mengurangi gangguan yang ditimbulkan, maka dilakukan persembahan
Bhuta Yadnya. Selain itu Dewa Siwa juga mengingatkan bila manusia telah
menghanturkan caru berupa segehan agung untuk memohon ampun, hendaknya Dewi
juga memaafkan dengan memerintahkan kepada semua pasukan Bhuta-Bhuti untuk
menghentikan penyebaran penyakit.
Sumber :
Br. Bukit Buwung
Sunda Upasunda, kisah yang diangkat menjadi ogoh-ogoh oleh Br Gerenceng 2018
Salah satu dari Asta Dasa Parwa yaitu adi parwa (bab XVII (17) no. 366) yang menceritakan Detya Sunda Upasunda yang gigih dengan tapa beratanya di Puncak Gunung Windya dengan tujuan menguasai 3 alam (Bhur Loka, Bwah Loka, Swah Loka) sehingga membuat para dewa di kahyangan menjadi khawatir. Hal tersebut membuat dewa brahma meminta kepada dewa wiswakarma (sang arsitek surga) untuk menciptakan seorang bidadari yang sangat cantik yang diciptakan dari bunga Ratna dan Biji Wijen. Terciptalah seorang Bidadari Cantik yang bernama Dewi TIlottama.
Dewi
Tilottama menjalankan tugasnya ke dunia untuk mengganggu tapa brata dan Detya
Sunda Upasunda. Dengan kecantikan dari Dewi Tilottama, kedua detya tersebut
sangat terpesona sehingga mengehentikan tapa bratanya untuk mendapatkan dewi
tilottama. Dalam memperebutkan Dewi tilottama Detya sunda-upasunda bertarung
secara mati-matian, atas kebohongan dan keangkuhan kedua detya yang ingin
menguasai segalanya, akhirnya menghantarkan kedua detya tersebut pada ajalnya.
Setelah
Dewi Tilottama berhasil menjalankan tugasnya maka dewi Tilottama mendapatkan
Wanugraha/ anugerah dari para dewa, karena Dewi Tilottama tercipta dari bunga
ratna atas jasa tersebut maka bunga ratna adalah bunga utama untuk memuja hyang
widhi dan para dewa dan sebagai bunga utama untuk kegiatan keagamaan.
Sumber: Banjar Gerenceng, Denpasar
Subscribe to:
Posts (Atom)