Seputar Ogoh-ogoh, kesenian Bali, dan keagamaan Hindu
Thursday, January 24, 2019
Tumbal Tunggul judul ogoh-ogoh dari br. Kepisah, Denpasar yang diangkat dari Rerajahan Hindu Bali
Rerajahan
merupakan budaya hindu, sebagai suatu produk lokal genius. Hal ini dapat
dilihat pada upacara Panca Yadnya, sarana pengobatan, ilmu panengen dan ilmu
pangiwa. Antara rerajahan, mantra dan tantra memiliki keterpaduan yang erat dan
saling mendukung di dalam membangkitkan kekuatan magis sebagai sarana
keselamatan.
Diceritakan di Desa Lara Sigaran
merupakan desa tua yang sebagian besar penduduknya sebagai petani. Dari hasil
pertanian inilah masyarakat desa tua itu makmur dan sejahtera. Suatu ketika
muncul masalah yang sangat mengganggu masyarakat, seperti panen padi yang gagal
dan banyak masyarakat yang meningggal secara tidak wajar serta kehidupan
masyarakat menjadi kacau. Hal inilah yang membuat tetua desa (penglingsir)
berdoa kepada ida sang hyang widhi wasa (tuhan yang maha esa), memohon
keselamatan dan kebahagiaan. Beberapa hari kemudian munculah petunjuk-petunjuk
yang diterima oleh tetua desa. Dari petunjuk tersebut, tetua desa bersama
masyarakat membuat rerajahan yang bertuliskan aksara suci yang mengandung
mantra dan tantra dengan sebutan Tumbal Tunggul sesuai dengan petunjuk yang
diterima.
Tumbal Tunggul merupakan perpaduan
aksara suci dengan wujud modre yang berbentuk abstrak. Tumbal Tunggul diyakini
oleh umat Hindu sebagai penolak Bala yang dipasang di pekarangan rumah sebagai
ulap-ulap, digambarkan dalam bentuk rerajahan dengan simbul raksasa. Semenjak
itu, Desa Lara Sigaran mulai menata kehidupannya dan berangsur-angsur membaik.
Tumbal Tunggul inilah yang menjadi tradisi umat Hindu dan diyakini serta
diwarisi secara turun temurun sebagai penolak bala dari hal-hal magis yang
bersifat negatif.
No comments:
Post a Comment