Thursday, January 24, 2019

Sunda Upasunda, kisah yang diangkat menjadi ogoh-ogoh oleh Br Gerenceng 2018

Salah satu dari Asta Dasa Parwa yaitu adi parwa (bab XVII (17) no. 366) yang menceritakan Detya Sunda Upasunda yang gigih dengan tapa beratanya di Puncak Gunung Windya dengan tujuan menguasai 3 alam (Bhur Loka, Bwah Loka, Swah Loka) sehingga membuat para dewa di kahyangan menjadi khawatir. Hal tersebut membuat dewa brahma meminta kepada dewa wiswakarma (sang arsitek surga) untuk menciptakan seorang bidadari yang sangat cantik yang diciptakan dari bunga Ratna dan Biji Wijen. Terciptalah seorang Bidadari Cantik yang bernama Dewi TIlottama.

 

Dewi Tilottama menjalankan tugasnya ke dunia untuk mengganggu tapa brata dan Detya Sunda Upasunda. Dengan kecantikan dari Dewi Tilottama, kedua detya tersebut sangat terpesona sehingga mengehentikan tapa bratanya untuk mendapatkan dewi tilottama. Dalam memperebutkan Dewi tilottama Detya sunda-upasunda bertarung secara mati-matian, atas kebohongan dan keangkuhan kedua detya yang ingin menguasai segalanya, akhirnya menghantarkan kedua detya tersebut pada ajalnya.


Setelah Dewi Tilottama berhasil menjalankan tugasnya maka dewi Tilottama mendapatkan Wanugraha/ anugerah dari para dewa, karena Dewi Tilottama tercipta dari bunga ratna atas jasa tersebut maka bunga ratna adalah bunga utama untuk memuja hyang widhi dan para dewa dan sebagai bunga utama untuk kegiatan keagamaan.

Sumber: Banjar Gerenceng, Denpasar

No comments:

Post a Comment