Salah satu dari Asta Dasa Parwa yaitu adi parwa (bab XVII (17) no. 366) yang menceritakan Detya Sunda Upasunda yang gigih dengan tapa beratanya di Puncak Gunung Windya dengan tujuan menguasai 3 alam (Bhur Loka, Bwah Loka, Swah Loka) sehingga membuat para dewa di kahyangan menjadi khawatir. Hal tersebut membuat dewa brahma meminta kepada dewa wiswakarma (sang arsitek surga) untuk menciptakan seorang bidadari yang sangat cantik yang diciptakan dari bunga Ratna dan Biji Wijen. Terciptalah seorang Bidadari Cantik yang bernama Dewi TIlottama.
Dewi
Tilottama menjalankan tugasnya ke dunia untuk mengganggu tapa brata dan Detya
Sunda Upasunda. Dengan kecantikan dari Dewi Tilottama, kedua detya tersebut
sangat terpesona sehingga mengehentikan tapa bratanya untuk mendapatkan dewi
tilottama. Dalam memperebutkan Dewi tilottama Detya sunda-upasunda bertarung
secara mati-matian, atas kebohongan dan keangkuhan kedua detya yang ingin
menguasai segalanya, akhirnya menghantarkan kedua detya tersebut pada ajalnya.
Setelah
Dewi Tilottama berhasil menjalankan tugasnya maka dewi Tilottama mendapatkan
Wanugraha/ anugerah dari para dewa, karena Dewi Tilottama tercipta dari bunga
ratna atas jasa tersebut maka bunga ratna adalah bunga utama untuk memuja hyang
widhi dan para dewa dan sebagai bunga utama untuk kegiatan keagamaan.
Sumber: Banjar Gerenceng, Denpasar
No comments:
Post a Comment